Peringkat negara dengan militer terkuat melibatkan sejumlah faktor, termasuk jumlah, kekuatan, dan jenis misil yang mereka punya, serta kapasitas hulu ledak nuklir dan kemampuan pengiriman. Berikut adalah Beberapa Negara Dengan Senjata Pertahanan Terkuat.
Sebagai penerus Uni Soviet dalam kepemilikan senjata nuklir, Rusia tetap menjadi salah satu kekuatan utama dalam aspek ini. Rusia memiliki misil balistik antarbenua (ICBM) seperti misil R-36M (SS-18 Satan) dan Topol-M, serta misil jelajah dalam sistem seperti Kalibr.
Sebagai negara yang mengembangkan bom atom pertama dan memainkan peran sentral dalam pengembangan teknologi nuklir, Amerika Serikat memiliki kekuatan nuklir yang luar biasa. Mereka memiliki berbagai ICBM seperti Minuteman III dan Trident II, serta misil jelajah BGM-109 Tomahawk.
China terus mengembangkan dan memodernisasi kekuatan nuklirnya. Mereka memiliki misil nuklir balistik darat-to-darat Dongfeng, termasuk Dongfeng-5B dan Dongfeng-41, serta mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir dengan kemampuan peluncuran misil balistik.
Perancis, sebagai salah satu negara yang memiliki senjata nuklir independen, memiliki misil balistik dan misil jelajah yang terintegrasi dengan sistem pertahanan mereka. Mereka memiliki misil balistik S4 SLBM (Submarine-Launched Ballistic Missile) dan misil jelajah SCALP.
India dan Pakistan memiliki kemampuan nuklir dan masing-masing mengembangkan sistem misil nuklir. India memiliki misil balistik Agni dan misil jelajah Nirbhay, sedangkan Pakistan memiliki misil balistik Shaheen dan misil jelajah Babur.
Meskipun skala program nuklir Korea Utara menjadi sumber ketidakpastian dan kekhawatiran internasional, negara ini berhasil mengembangkan beberapa jenis senjata. Termasuk misil balistik antarbenua.
Misil Nuklir Memberikan Tekanan Besar Pada Potensi Musuh
Misil memainkan peran sentral dalam konsep pertahanan suatu negara, membentuk bagian integral dari strategi keamanan nasional dan kemampuan pertahanan militer. Sebagai alat kekuatan besar, Misil Nuklir Memberikan Tekanan Besar Pada Potensi Musuh. Serta memberikan deterrence atau efek pencegahan terhadap serangan yang mungkin dilakukan oleh pihak lawan.
Salah satu aspek utama dari konsep pertahanan yang melibatkan doktrin adalah deterrence nuklir. Dengan memiliki kemampuan untuk meluncurkan misil, sebuah negara dapat menciptakan ancaman potensial yang cukup besar untuk mencegah lawan. Prinsipnya adalah bahwa potensi kerugian yang sangat besar. Bahkan tidak dapat di prediksi dari respons nuklir dapat mendorong stabilitas dan mengurangi kemungkinan serangan.
Selain itu, misil juga menjadi elemen utama dalam konsep pertahanan balistik. Sistem pertahanan balistik berguna untuk mendeteksi, melacak dan menghancurkan misil balistik yang datang dari pihak lawan. Upaya pengembangan sistem pertahanan rudal ini menjadi bagian penting dari strategi pertahanan negara-negara yang berpotensi menjadi target serangan nuklir.
Di sisi lain, negara-negara yang memiliki kemampuan juga harus mempertimbangkan tanggung jawab dan risiko yang melekat dalam kepemilikan senjata. Penggunaan yang tidak bijak atau serangan yang tidak bertanggung jawab dapat memicu dampak yang merugikan dan serius pada skala global. Oleh karena itu, elemen kebijakan luar negeri dan diplomasi sangat penting untuk memastikan bahwa kepemilikan senjata nuklir di jalankan dengan bijak dan sesuai dengan norma-norma internasional.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa misil nuklir adalah senjata yang memiliki potensi destruktif luar biasa. Bahkan mampu menciptakan dampak besar terhadap wilayah yang menjadi targetnya. Di bandingkan dengan misil konvensional, nuklir di lengkapi dengan hulu ledak nuklir yang dapat menghasilkan energi peledakan yang sangat besar. Namun, terdapat upaya yang telah dilakukan oleh komunitas internasional untuk mengontrol dan mengurangi penyebaran Misil Nuklir.