Musala Ponpes Al Khoziny Runtuh: Ratusan Santri Jadi Korban
Musala Ponpes Al Khoziny Runtuh Sidoarjo Dan Tragedi Ini Terjadi Pada Rabu (29/9/2025), Ini List Korban Yang Ada Di Lokasi Kejadian Perkara. Musala yang menjadi tempat ibadah sekaligus kegiatan keagamaan santri mendadak ambruk saat jamaah tengah melaksanakan salat Asar. Peristiwa ini menelan korban ratusan orang, terdiri dari santri, pengajar, serta pekerja bangunan yang berada di lokasi.
Menurut keterangan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Musala tersebut runtuh akibat kegagalan konstruksi. Pengecoran tambahan di lantai atas membuat pondasi tak mampu menahan beban, hingga struktur bangunan roboh seketika. Ironisnya, bangunan tersebut di duga belum mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB), sehingga menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengawasan pembangunan fasilitas pendidikan keagamaan di daerah tersebut.
Data sementara menyebutkan, sedikitnya tiga orang meninggal dunia, puluhan mengalami luka berat, dan ratusan lainnya luka ringan. Lebih dari 30 orang santri masih di duga tertimbun reruntuhan, memicu operasi penyelamatan besar-besaran. Tim gabungan dari Basarnas, BPBD Jawa Timur, TNI-Polri, serta relawan di kerahkan untuk mengevakuasi korban dengan peralatan berat dan deteksi khusus.
“Total korban yang sudah di evakuasi mencapai lebih dari 100 orang, sebagian di rawat di RSUD Sidoarjo, RS Delta Surya, dan beberapa rumah sakit swasta di sekitar lokasi,” ujar perwakilan BNPB dalam konferensi pers. Pemerintah daerah memastikan biaya perawatan seluruh korban di tanggung oleh Pemkab dan Pemprov Jawa Timur. Duka mendalam menyelimuti keluarga korban dan masyarakat sekitar. Banyak orang tua santri berbondong-bondong datang ke lokasi maupun rumah sakit untuk mencari kabar anak mereka. Tangisan histeris terdengar ketika nama-nama korban di umumkan oleh petugas. Bupati Sidoarjo menegaskan akan melakukan investigasi mendalam terkait kelalaian pembangunan Musala.
Banyak Warganet Menyoroti Aspek Keselamatan Bangunan Sebagai Faktor Utama Tragedi Ini
Tragedi runtuhnya musala Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo memicu gelombang keprihatinan dan kemarahan di dunia maya. Sejak berita pertama kali tersebar, berbagai platform media sosial di penuhi komentar dari warganet, mulai dari rasa duka mendalam hingga kritik terhadap pihak pengelola ponpes dan pemerintah daerah. Banyak Warganet Menyoroti Aspek Keselamatan Bangunan Sebagai Faktor Utama Tragedi Ini. “Ini benar-benar tragis. Bagaimana bisa sebuah tempat ibadah dan belajar bisa ambruk? Seharusnya ada standar keamanan yang jelas,” tulis salah satu pengguna Twitter. Komentar serupa muncul di Facebook dan Instagram, di mana netizen menekankan pentingnya pengawasan konstruksi, terutama di fasilitas pendidikan anak-anak.
Selain itu, dugaan bahwa bangunan musala tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) turut menjadi sorotan utama. Beberapa netizen menuding kelalaian pihak pengurus ponpes dan kurangnya pengawasan pemerintah menjadi penyebab tragedi. “Kalau IMB tidak ada, mestinya pemerintah sudah menindak sebelum ada korban. Ini jelas kelalaian,” tulis akun lain di Twitter. Bahkan muncul seruan agar pemerintah memperketat regulasi dan melakukan audit rutin terhadap semua pondok pesantren di Indonesia.
Di sisi lain, banyak warganet juga mengekspresikan rasa empati dan solidaritas kepada korban. Tagar seperti #PrayForSidoarjo dan #PonpesAlKhoziny ramai di unggah, di sertai doa agar para korban yang terluka cepat sembuh dan korban meninggal di terima di sisi-Nya. Beberapa pengguna media sosial bahkan menawarkan bantuan logistik dan dukungan psikologis bagi santri yang selamat.
Tak sedikit netizen menyoroti faktor pendidikan dan pengelolaan pondok pesantren secara lebih luas. Beberapa komentar menyebut bahwa tragedi ini menjadi pengingat bahwa pembangunan sarana pendidikan harus memperhatikan standar keselamatan, bukan hanya aspek fungsional atau estetika. “Pendidikan itu penting, tapi nyawa anak-anak lebih penting. Jangan sampai pembangunan asal jadi mengorbankan santri,” tulis seorang pengguna di Instagram.
Terkait Dugaan Bahwa Bangunan Musala Tidak Memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Pihak pengurus Pondok Pesantren Al Khoziny menyampaikan pernyataan resmi terkait runtuhnya musala yang menewaskan beberapa santri dan melukai puluhan lainnya. Dalam konferensi pers yang di gelar sehari setelah tragedi, pengasuh ponpes, KH. Ahmad Zaini, menyatakan duka mendalam atas peristiwa yang menimpa santri dan keluarga mereka. “Kami sangat terpukul dengan musibah ini. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kesedihan kami. Santri adalah amanah, dan kami sangat menyesal atas apa yang terjadi,” ungkap KH. Ahmad Zaini dengan suara bergetar. Ia menambahkan bahwa pihak pengurus siap bekerja sama dengan aparat dan tim penyelamat untuk memastikan semua korban dapat di evakuasi dan mendapatkan perawatan yang layak.
Terkait Dugaan Bahwa Bangunan Musala Tidak Memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pihak ponpes menyatakan bahwa pembangunan di lakukan atas dasar kebutuhan mendesak untuk menampung santri yang terus bertambah. “Kami memang belum menyelesaikan semua prosedur perizinan, tetapi niat kami adalah untuk menyediakan fasilitas ibadah dan belajar yang layak. Kami tidak pernah menyangka akan terjadi kecelakaan tragis seperti ini,” jelasnya. Pengurus ponpes juga menegaskan bahwa mereka akan melakukan evaluasi internal terkait pembangunan dan keselamatan fasilitas. Rencana perbaikan, termasuk pembangunan kembali musala, akan di lakukan dengan memperhatikan standar konstruksi dan keselamatan yang lebih ketat. KH. Ahmad Zaini menyampaikan bahwa pihaknya akan melibatkan tenaga ahli bangunan profesional agar tragedi serupa tidak terulang.
Selain itu, pihak ponpes menjanjikan dukungan penuh bagi santri yang selamat dan keluarga korban. Mereka menyediakan layanan psikologis dan pendampingan trauma untuk membantu proses pemulihan mental para santri yang mengalami pengalaman traumatis. “Kami ingin santri kembali merasa aman dan nyaman di lingkungan pondok. Ini prioritas kami saat ini,” tegasnya.
Pihak Kepolisian Sidoarjo Menyampaikan Pernyataan Resmi
Pihak Kepolisian Sidoarjo Menyampaikan Pernyataan Resmi terkait tragedi ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny yang menewaskan beberapa santri dan melukai puluhan lainnya. Kabid Humas Polres Sidoarjo, AKBP Dwi Santoso, menegaskan bahwa pihak kepolisian telah segera mengamankan lokasi dan melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti runtuhnya bangunan.
“Prioritas utama kami saat ini adalah evakuasi korban, memastikan keselamatan yang masih terjebak, dan memberikan perlindungan bagi warga sekitar. Setelah itu, penyelidikan terkait faktor penyebab akan segera di lakukan,” ujar AKBP Dwi Santoso dalam konferensi pers, Kamis (30/9/2025). Ia menambahkan bahwa proses evakuasi di bantu oleh Basarnas, BPBD, TNI, dan relawan, serta di bagi dalam beberapa sektor untuk mempercepat pencarian korban.
Mengenai dugaan bangunan tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB), pihak kepolisian menegaskan bahwa hal ini menjadi bagian dari penyelidikan. “Kami akan menelusuri apakah ada kelalaian dari pengurus ponpes maupun pihak lain yang terlibat dalam pembangunan. Jika di temukan unsur pidana, tentu akan ditindak sesuai hukum,” jelasnya. Kepolisian menekankan bahwa proses hukum akan dilakukan secara transparan agar masyarakat mengetahui langkah-langkah yang di ambil.
Pihak kepolisian juga memberikan himbauan kepada seluruh pondok pesantren di Sidoarjo dan sekitarnya untuk memeriksa kondisi bangunan secara berkala dan memastikan keselamatan santri. “Tragedi ini menjadi peringatan penting bagi kita semua. Keselamatan harus menjadi prioritas, terutama di tempat-tempat yang di gunakan oleh anak-anak dan remaja,” tegas AKBP Dwi Santoso Musala.