Studi Temukan Cara Kontrol Protein Bantu Penyebaran Kanker

Studi Temukan Cara Kontrol Protein Bantu Penyebaran Kanker
Studi Temukan Cara Kontrol Protein Bantu Penyebaran Kanker
Studi Temukan Cara Kontrol Protein Bantu Penyebaran Kanker

Studi Temukan Cara Kontrol Protein Bantu Penyebaran Kanker Adanya Dengan Protein MYC Merupakan Bagian Dari Aktivitas Sel Yang Sehat. Segala macam dari beberapa Studi mengenai penyebaran kanker mencoba memahami peran protein (penyebaran kanker). Penelitian terkini mungkin meneliti protein-protein yang terlibat dalam invasi sel kanker, adhesi sel, atau migrasi sel kanker ke organ lain. Sehingga dengan targeting protein-protein ini dapat menjadi fokus untuk pengembangan terapi yang dapat menghambat penyebaran kanker. Protein ini terlibat dalam degradasi matriks ekstraseluler dan dapat memfasilitasi invasi sel kanker. Bahkan di dalam bentuk penelitian ini bersifat dinamis, dan penemuan baru dapat terjadi setiap saat.

Kali ini mengutip Sciene Alert, Senin (29/1/2024) mengenai dengan protein MYC, merupakan semacam protein yang tidak memliki bentuk. Dan bahkan tidak adanya memiliki sebagai struktur yang mungkin dapat untuk di targetkan. Namun, Studi menunjukan bahwa VEGF juga memainkan peran dalam pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis), yang dapat mendukung pertumbuhan tumor dan penyebaran kanker. Merupakan bagian dalam proses biologis yang terlibat dalam perubahan sifat sel kanker, membuatnya lebih cenderung untuk menyebar dan menyerang organ lain.

Dan di dalam konsep ini melibatkan penggunaan RNAi untuk menurunkan ekspresi gen MYC. RNAi bekerja dengan cara menghancurkan atau menonaktifkan RNA yang dibutuhkan untuk sintesis protein.

“MYC tentu tidak seperti makanan yang merupakan bagian sel kanker namun tepatnya lebih seperti steroid yang sangat mendorong pertumbuhan kanker secara cepat. Maka itu mengapa MYC juga merupakan sebuah penyebab 75 persen. Yang dari berbagai kasus kanker pada manusa,” kata ahli biokimia Min Xue dari UCR.

Sehingga karena sebab itu MYC bekerja dalam koordinasi dengan berbagai jalur sinyal seluler. Targeting jalur sinyal yang terlibat dalam regulasi MYC dapat menjadi strategi. Dan bahkan pendekatan imunoterapi telah di eksplorasi, termasuk pengembangan vaksin terapeutik yang bertujuan merangsang respons kekebalan tubuh terhadap sel yang mengandung bagian berlebihan.

Studi Menunjukan Kontrol Terapi RNA Interferensi

Maka halnya RNAi melibatkan penggunaan molekul RNA kecil, seperti siRNA (small interfering RNA) atau miRNA (microRNA), untuk mengekspresikan atau menonaktifkan gen spesifik. Bahkan dengan bentuk dalam konteks terapi kanker, RNAi telah di teliti sebagai metode untuk menurunkan ekspresi. Dalam berbentuk bagian penjelasan yang merupakan sebagai gen-gene yang terlibat dalam pertumbuhan tumor. Sehingga para Studi Menunjukan Kontrol Terapi RNA Interferensi yakni adalah suatu pendekatan dalam bidang terapi genetik. Yang kemungkinan akan menggunakan molekul RNA kecil untuk mengontrol atau menonaktifkan ekspresi gen tertentu.

Maka berupa hal itu tentunya RNAi alami adalah suatu mekanisme dalam sel yang berfungsi untuk mengatur ekspresi gen, di mana molekul RNA kecil, seperti siRNA (small interfering RNA) atau miRNA (microRNA), berinteraksi dengan mRNA (messenger RNA) untuk menghambat translasi atau mendegradasi mRNA tersebut. Dan akan terus di identifikasi gen target yang ingin dihambat ekspresinya. Gen ini biasanya terkait dengan perkembangan penyakit, seperti gen yang overekspresi pada sel kanker.

Kemungkinan desain molekul RNAi yang spesifik untuk target gen tersebut. Molekul ini bisa berupa siRNA, miRNA buatan, atau varian lainnya. Kemudian konsep tersebut molekul RNAi perlu dikirimkan ke sel target. Pengiriman dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk penggunaan vektor virus, nanopartikel, atau metode pengiriman lainnya. Dan tentunya juga tergantung pada sejauh mana pasangan basa antara molekul RNAi dan mRNA, RISC dapat melakukan dua hal utama.

Namun, apabila ketika saat jika pasangan basa antara molekul RNAi dan mRNA sangat sempurna, RISC dapat memediasi pemotongan atau degradasi mRNA, sehingga mencegah translasi. Dan bahkan akibat dari interaksi ini adalah penghambatan atau penurunan ekspresi protein yang di hasilkan oleh mRNA target.

Dampak pada Ekspresi Protein

Di dalam konteks terapi kanker, Dampak Pengurangan Ekspresi Protein ialah suatu gen yang terlibat dalam pertumbuhan dan proliferasi sel kanker dapat menyebabkan penghambatan pertumbuhan tumor dan potensial untuk meningkatkan respons terhadap pengobatan. Sehingga kini tentunya beberapa penelitian, efek terapi RNAi pada ekspresi protein dapat bersifat jangka panjang tergantung pada stabilitas molekuler dan stabilitas genetik sel.

Dalam kasus di mana pengurangan ekspresi protein tidak mencapai level nol. Dan tentunya hanya mengalami penurunan, aktivitas fungsional protein tersebut dapat terpengaruh. Maka akan bisa untuk selalu dapat membawa dampak pada fungsi seluler dan proses biologis yang tergantung pada protein tersebut.

“Setiap mereka yang memiliki penderita kanker akan banyak sekali melibatkan kematian sebab penyakit tersebut merupakan dalam tahap kematian tepat,”ujar Dr. Martini Diningrat ialah dari Rs. Kesehatan Jaya Indah.

Sehingga dengan bagian yang sudah terdapat dalam bagian terapi RNAi sering kali memberikan modulasi tingkat ekspresi yang dapat di sesuaikan. Bahkan pada setiap tingkat spesifisitas interaksi antara molekul RNAi dan mRNA akan memengaruhi dampak pada ekspresi protein. Melalui berupa jenis tahap pengujian eksperimental untuk memvalidasi spesifisitas adalah langkah penting dalam pengembangan terapi RNAi. Akan dapat bisa melibatkan uji silang (cross-validation) untuk memastikan bahwa efek penghambatan terjadi pada target yang di inginkan dan tidak secara signifikan pada gen non-target.

Kemudian analisis bioinformatika dapat di gunakan untuk memprediksi dan mengevaluasi kemungkinan off-target effects. Di segala jenis dalam pemahaman yang baik tentang gen-gen yang mungkin terpengaruh dapat membimbing desain dan interpretasi hasil terapi RNAi. Sehingga dengan berupa cara molekul RNAi di antarkan ke sel juga dapat memengaruhi tingkat spesifisitas. Sistem pengiriman yang efisien dan dapat diarahkan secara spesifik ke sel target dapat membantu meminimalkan off-target effects.

Desain Molekul RNAi

“Adanya sebuah data tentang hal itu akan melibatkan serangkaian langkah untuk merancang secara tepat dan efisien molekul RNAi, seperti siRNA (small interfering RNA) atau miRNA (microRNA), yang dapat menghambat ekspresi gen target. Dan bahkan langsung di identifikasi gen target yang di inginkan untuk penghambatan,” ujar Dr. Martini ialah dari Rs. Kesehatan Jaya Indah.

Dan sebagai bentuk Desain Molekul RNAi yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang gen target. Dengan meriliskan berbagai sifat-sifat molekul RNA, serta mekanisme interaksi RNAi dengan mRNA target. Dan SiRNA umumnya terdiri dari sekitar 20-25 pasangan basa nukleotida. Maka merupakan panjang ini telah terbukti efektif dalam menarget mRNA dan membentuk kompleks dengan RISC (RNA-induced silencing complex). Bahkan sebagai ukuran ini memungkinkan siRNA untuk menjadi cukup spesifik untuk pasangan basa. Yang karena itu juga dengan mRNA target, tetapi cukup kecil untuk efisien diangkut ke dalam sel.

Namun, Struktur Molekul:

Maka karena sebab Molekul siRNA umumnya memiliki struktur dua untai (double-stranded) yang terdiri dari dua fragmen komplementer yang terhubung oleh regio asimetris. Salah satu ujung molekul siRNA di anggap sebagai ujung 5′ dan ujung lainnya sebagai ujung 3′. Sehingga dengan berupa bentuk seperti asimetri ini memainkan peran penting dalam pengenalan oleh RISC dan mengarahkan rantai utama untuk degradasi, sementara rantai pasangan basanya membimbing proses penghambatan.

Dan dengan berbagai hal tersebut tentunya akan membantu untuk menemukan berbagai macam penyebab kontrol penyebaran kanker yang sudah di perjelas oleh bidang Studi.