Unisba
Unisba Jadi Sorotan Karena Aparat Dan Mahasiswa Tak Terkendali

Unisba Jadi Sorotan Karena Aparat Dan Mahasiswa Tak Terkendali

Unisba Jadi Sorotan Karena Aparat Dan Mahasiswa Tak Terkendali

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Unisba
Unisba Jadi Sorotan Karena Aparat Dan Mahasiswa Tak Terkendali

Unisba Di Hadapkan Benturan Antara Aparat Kepolisian Dan Mahasiswa Kembali Menjadi Sorotan Publik Setelah Insiden Di Sekitar Bandung. Aksi demonstrasi yang semula berlangsung damai berubah ricuh ketika aparat masuk ke kawasan kampus dan membubarkan massa dengan cara represif. Kejadian ini sontak menimbulkan perhatian luas dari masyarakat, terutama karena kampus selama ini di kenal sebagai ruang intelektual yang seharusnya aman bagi kebebasan berpendapat.

Aksi tersebut di picu oleh isu sosial-politik yang tengah hangat di perbincangkan, di mana mahasiswa berupaya menyuarakan aspirasi mereka. Namun, benturan yang terjadi justru menghadirkan situasi tegang, dengan sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka akibat tindakan aparat. Beberapa video yang tersebar di media sosial memperlihatkan aparat memukul dan mengejar mahasiswa hingga ke dalam area kampus. Hal inilah yang menimbulkan kecaman keras dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, alumni, serta masyarakat sipil.

Insiden ini menimbulkan perdebatan lebih luas mengenai peran aparat dalam menghadapi demonstrasi mahasiswa. Banyak pihak menilai bahwa penggunaan kekerasan justru memperburuk keadaan dan merusak citra institusi penegak hukum. Kampus, yang seharusnya menjadi tempat penyemaian gagasan kritis, malah berubah menjadi arena ketegangan. Tak hanya itu, publik juga mempertanyakan komitmen pemerintah terhadap kebebasan berekspresi, khususnya di kalangan mahasiswa yang di kenal sebagai agen perubahan Unisba.

Reaksi keras pun datang dari para netizen yang menilai tindakan aparat terlalu berlebihan. Tagar terkait Unisba ramai bergema di media sosial, menandakan tingginya perhatian publik. Banyak yang menyuarakan solidaritas terhadap mahasiswa, mengingat sejarah panjang gerakan mahasiswa di Indonesia yang selalu menjadi garda depan dalam menyuarakan perubahan. Kasus ini di perkirakan tidak berhenti pada level kampus saja, melainkan bisa memicu gelombang solidaritas lebih besar dari universitas lain Unisba.

Banyak Warganet Yang Mengungkapkan Rasa Marah Sekaligus Prihatin

Peristiwa benturan antara aparat dan mahasiswa di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari, menuai reaksi keras dari warganet di berbagai platform media sosial. Publik menilai tindakan aparat yang masuk ke area kampus dan membubarkan massa dengan cara represif merupakan tindakan yang berlebihan dan tidak pantas di lakukan di ruang akademik. Di Twitter (X), Instagram, hingga TikTok, tagar seperti #Unisba dan #SaveMahasiswa menjadi trending, menandakan tingginya perhatian publik terhadap isu ini.

Banyak Warganet Yang Mengungkapkan Rasa Marah Sekaligus Prihatin. Mereka menyoroti bahwa kampus semestinya menjadi tempat aman bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi, bukan justru menjadi lokasi kekerasan. Video yang memperlihatkan mahasiswa di kejar hingga di pukul aparat di dalam lingkungan kampus di anggap sebagai bukti nyata penyalahgunaan kekuasaan. Menurut sebagian netizen, kejadian tersebut mencerminkan lemahnya komitmen pemerintah dalam menjaga kebebasan berpendapat dan demokrasi di Indonesia.

Sebagian besar komentar warganet menekankan pentingnya menghormati peran mahasiswa sebagai agen perubahan. Mereka mengingatkan bahwa sejarah Indonesia telah menunjukkan betapa besar kontribusi gerakan mahasiswa dalam membawa reformasi dan perubahan sosial-politik. “Kalau suara mahasiswa di bungkam dengan kekerasan, lalu siapa lagi yang bisa lantang menyuarakan kepentingan rakyat?” tulis salah seorang pengguna Twitter yang mendapatkan ribuan tanda suka dan retweet.

Namun, di sisi lain, ada pula warganet yang mencoba bersikap lebih moderat dengan menekankan perlunya kedua belah pihak menahan diri. Mereka berpendapat bahwa demonstrasi memang penting, tetapi harus di lakukan dengan cara yang tetap memperhatikan keamanan publik. Meski demikian, suara moderat ini kalah dominan di bandingkan gelombang kecaman terhadap aparat. Selain itu, solidaritas juga muncul dalam bentuk ajakan warganet untuk terus menyuarakan dukungan terhadap mahasiswa Unisba.

Unisba Menegaskan Bahwa Mahasiswa Berhak Menyampaikan Aspirasi

Pihak Universitas Islam Bandung (Unisba) menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden benturan yang melibatkan aparat kepolisian dan mahasiswa di sekitar kawasan kampus. Rektor Unisba menegaskan bahwa kampus adalah ruang akademik yang seharusnya steril dari segala bentuk kekerasan. Ia menilai masuknya aparat ke lingkungan kampus serta tindakan represif yang di alami mahasiswa merupakan hal yang sangat di sayangkan dan tidak sejalan dengan prinsip pendidikan.

Dalam pernyataan resmi, Unisba Menegaskan Bahwa Mahasiswa Berhak Menyampaikan Aspirasi sebagai bagian dari kebebasan berekspresi yang di jamin konstitusi. Namun, pihak kampus juga mengingatkan bahwa penyampaian aspirasi tetap harus di lakukan dengan tertib dan mengedepankan cara-cara damai. “Kami mendukung mahasiswa untuk bersuara, tetapi menolak segala bentuk kekerasan baik dari pihak mahasiswa maupun aparat,” ujar perwakilan rektorat.

Unisba juga mengecam tindakan aparat yang mengejar mahasiswa hingga ke dalam area kampus. Menurut mereka, langkah itu jelas melanggar etika serta merusak citra kampus sebagai ruang aman dan independen. Rektor meminta aparat melakukan evaluasi mendalam agar tindakan serupa tidak terulang, sekaligus menuntut adanya klarifikasi resmi atas dugaan kekerasan yang terjadi.

Di sisi lain, pihak kampus mengajak seluruh mahasiswa agar tidak terprovokasi untuk melakukan aksi balasan. Unisba menekankan pentingnya menjaga nama baik institusi sekaligus tetap menyalurkan aspirasi melalui jalur yang lebih konstruktif. Mereka juga membuka ruang dialog dengan perwakilan mahasiswa untuk menampung keluhan dan membicarakan langkah advokasi yang bisa di tempuh. Unisba menegaskan komitmennya untuk melindungi sivitas akademika dari segala bentuk intimidasi. Pihak rektorat bahkan menyatakan siap memberikan pendampingan hukum bagi mahasiswa yang menjadi korban kekerasan.

Polisi Mengklaim Bahwa Sejak Awal Mereka Sudah Berupaya Melakukan Pendekatan Persuasif

Menanggapi kericuhan antara aparat kepolisian dan mahasiswa Unisba, pihak kepolisian menyampaikan bahwa tindakan yang di lakukan di lapangan merupakan bagian dari upaya menjaga ketertiban umum. Menurut keterangan resmi, aparat bertugas mengamankan jalannya aksi demonstrasi agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar Jalan Tamansari yang merupakan jalur padat lalu lintas.

Polisi Mengklaim Bahwa Sejak Awal Mereka Sudah Berupaya Melakukan Pendekatan Persuasif dengan mengingatkan mahasiswa agar aksi tetap berjalan tertib. Namun, situasi mulai memanas ketika sebagian massa di anggap melakukan tindakan yang dinilai melanggar aturan, seperti menutup jalan dan membakar atribut aksi. Aparat kemudian merasa perlu turun tangan untuk membubarkan massa demi mencegah kerusuhan yang lebih besar.

Terkait masuknya aparat ke lingkungan kampus, kepolisian menyebut hal itu terjadi karena kondisi di lapangan sudah tidak terkendali. Mereka menilai bahwa langkah tersebut bukan untuk menyerang mahasiswa, melainkan untuk mengendalikan situasi. “Kami tidak berniat mengganggu aktivitas kampus, hanya memastikan tidak ada tindakan anarkis yang membahayakan keselamatan,” ujar salah seorang perwakilan kepolisian dalam konferensi pers.

Kepolisian juga menegaskan bahwa mereka akan melakukan evaluasi atas prosedur pengamanan agar kejadian serupa tidak terulang. Namun, mereka menolak anggapan bahwa tindakan aparat sepenuhnya bersifat represif. Dalam versi mereka, benturan terjadi karena adanya gesekan di lapangan yang sulit di hindari saat massa mulai terpancing emosi. Selain itu, pihak kepolisian membuka ruang komunikasi dengan pihak kampus dan perwakilan mahasiswa. Mereka menyatakan siap menampung aspirasi mahasiswa melalui jalur resmi, asalkan penyampaiannya di lakukan secara tertib dan sesuai aturan hukum. “Kami menghormati kebebasan berpendapat, tapi tetap harus memperhatikan ketertiban umum,” tegas pihak kepolisian Unisba.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait