Rudal Balistik Di Gunakan Rusia Untuk Melawan Ukraina

Rudal Balistik Di Gunakan Rusia Untuk Melawan Ukraina
Rudal Balistik Di Gunakan Rusia Untuk Melawan Ukraina
Rudal Balistik Di Gunakan Rusia Untuk Melawan Ukraina

Rudal Balistik Di Gunakan Rusia Untuk Melawan Ukraina, Di Sampaikan Oleh Amerika Serikat, Hal Ini Melanggar Kewajiban Internasionalnya. Rusia sudah menggunakan Rudal Balistik yang di pasok oleh sekutunya Korea Utara dalam konflik perang melawan Ukraina kata Amerika Serikat. Pembicara Dewan Keamanan Nasional yaitu John Kirby mengatakan kalaau ini sangat memprihatinkan karena adanya dukungan Pyongyang kepada Rusia. Ia mengatakan Amerika Serikat akan mengajukan permasalahan ini ke Dewan Keamanan PBB dan memberikan sanksi tambahan kepada mereka yang turut serta memfasilitasi transfer senjata ke Rusia. Moskow membantah mengenai kolaborasi seperti itu.

Beberapa jam sesudah Gedung Putih melaporkan tuduhan itu, presiden Korea Utara yaitu Kim Jong Un meminta agar produksi kendaraan yang meluncurkan Rudal Balistik di perluas di negara itu. Presiden Korea Utara mendatangi Rusia untuk membahas sebuah potensi kerja sama militer. Amerika Serikat sebelumnya telah menuduh Pyongyang memberi senjata ke Rusia. Tetapi ini merupakan pertama kalinya intelijen Amerika Serikat membagikan rincian mengenai Rudal Balistik atau roket yang bisa mencapai sasaran sejauh 900 km atau 500 mil. Kirby mengatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis lalu mengenai adanya Rudal Balistik di Rusia dari sekutunya Korea Utara.

Ini merupakan sebuah pelanggaran langsung kepada beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB. Mereka ingin menuntut Rusia agar bertanggung jawab karena sudah melanggar kewajiban internasionalnya sekali lagi. Ia juga mengatakan kalau Amerika Serikat yakin Rusia memiliki rencana membeli rudal jarak dekat dari sekutunya Iran. Tetapi hingga saat ini Rusia terlihat masih belum melakukannya. Inggris berkata pihaknya mengutuk keras pemakaian rudal balistik dalam perang yang sumbernya dari Korea Utara. Korea Utara harus tunduk pada rezim dengan sanksi yang kuat. Dewan keamanan PBB memastikan kalau Korea Utara akan membayar harga yang tinggi karena telah mendukung perang antara Rusia dan Ukraina.

Rudal Balistik Di Berikan Oleh Korea Utara

Kirby mendesak Kongres Amerika Serikat agar setuju dengan pendanaan tambahan Amerika Serikat kepada Ukraina tanpa di tunda. Respon yang paling efektif mengenai kekerasan yang di lakukan Rusia kepada penduduk Ukraina adalah dengan terus membantu Ukraina dalam pertahanan udara yang sangat penting dan juga berbagai peralatan militer yang lainnya, kata Kirby. Iran dan Korea Utara mendukung Rusia, mereka merupakan sekutu. Hal ini terbukti dari Rudal Balistik Di Berikan Oleh Korea Utara.

Ukraina berhak tau jika penduduk Amerika dan pemerintah masih akan mendukung mereka. Pengiriman bantuan militer Amerika Serikat terakhir kepada Ukraina, sebesar $250 juta atau £195 juta. Bantuan tersebut telah di setujui oleh Gedung Putih pada tanggal 27 Desember 2023 silam. Pembicaraan tentang dana lebih lanjut berhenti di Kongres sebab kurangnya dukungan di antara Partai Republik. Mereka bersikeras kalau tindakan keamanan yang lebih ketat di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko harus menjadi bagian dari kesepakatan mengenai bantuan militer. Ukraina sudah memperingatkan kalau upaya perang dan finansial negaranya sedang terancam bila bantuan Barat tak segera di turunkan.

Namun, perjanjian bisa menjadi lebih ke transaksional di bandingkan dengan bantuan strategis. Pada saat ini, Rusia membutuhkan banyak senjata, dan Korea Utara yang sedang kelaparan juga membutuhkan makanan dan uang. Pertemuan antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin mungkin akan terjadi di kota pelabuhan Vladivostok, di daerah pantai timur Rusia. Edward Wong, mengatakan kepada media kalau tim pendahulu yang terdiri dari pejabat Korea Utara sudah melakukan perjalanan ke Vladivostok dan juga Moskow pada akhir bulan yang lalu. Pyongyang dan juga Moskow pernah membantah jika Korea Utara telah memberikan senjata ke Rusia untuk di gunakan dalam konflik di Ukraina. Korea Utara mempunyai persediaan senjata yang di butuhkan oleh Moskow dan bisa di gunakan dengan peralatan militer pada era Soviet.

Militer Moskow Memakai Sejumlah Peluru Artileri & Rudal

Para pejabat Amerika Serikat lah yang menuduh Korea Utara menjadi pemasok sejumlah besar senjata militer ke Rusia. Pyongyang sudah memasok hingga 1.000 kontainer yang berisi peralatan dan amunisi untuk perang dalam beberapa minggu terakhir, di katakan oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional yaitu John Kirby. Para pejabat juga memprlihatkan foto-foto yang berisi mengenai 300 kontainer yang di rakit untuk di angkut di Najin, Korea Utara. Pada bulan lalu, presiden Korea Utara yaitu Kim Jong Un berkunjung ke Rusia untuk membahas sebuah potensi kerja sama militer mereka. Militer Moskow Memakai Sejumlah Peluru Artileri & Rudal dalam konflik yang tengah berlangsung di Ukraina. Mereka juga berupaya untuk menambah pasokan senjata lain dari beberapa sekutunya yang masih terisolasi.

Beberapa analis percaya kalau rezim Kim Jong Un mungkin mempunyai persediaan senjata yang sangat banyat. Tetapi mungkin ia enggan untuk memberikannya terlalu banyak senjata di karenakan kurangnya sumber daya keuangan. Badan-badan intelijen Amerika Serikat telah melacak pengiriman itu, yang menurut para petinngi terjadi antara tanggal 7 September 2023 dan 1 Oktober 2023. Kirby mengatakan saat konferensi pers kalau peralatan itu di ekspor lewat laut dan kereta api. Di kirim menuju depot pasokan senjata di barat daya Rusia. Dekat dengan Tikhoretsk, jaraknya sekitar 180 mil atau 290 km dari perbatasan Rusia-Ukraina. Kirby tak mendetailkan jenis amunisi yang menurutnya di pasok oleh rezim Kim Jong Un. Namun Amerika Serikat sebelumnya telah menuduh Moskow membeli peluru artileri dan roket dari Pyongyang.

Rusia Melakukan Invasi Ke Ukraina

Sejak Rusia Melakukan Invasi Ke Ukraina pada Februari tahun 2022. Para pejabat Amerika Serikat menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai Korea Utara yang telah memasok amunisi senjata ke Rusia. Mereka mengutuk Korea Utara karena sudah menyediakan senjata militer untuk Rusia. Kirby mengatakan kepada media kalau senjata itu di gunakan untuk menyerang kota-kota di Ukraina. Membunuh penduduk sipil di Ukraina, dan juga melanjutkan konflik illegal Rusia. Ia berkata kalu pengiriman senjata yang di lakukan Korea Utara telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Pada bulan Juli tahun 2023 lalu, Menteri Pertahanan Rusia yaitu Sergei Shoigu telah mengunjungi negara tersebut dengan tujuan delegasi militer dan bertemu dengan Kim Jong Un. Ia memamerkan sejumlah sistem persenjataan termasuk juga rudal balistik antarbenua Hwasong. Kemudian pada bulan September 2023 lalu, Kim Jong Un menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah pusat ruang angkasa Vostochny timur jauh di Rusia.

Para pengamat berkata kalau senjata Korea Utara hanya bisa memberikan dorongan jangka waktu yang pendek terhadap konflik perang Rusia. Mereka memperlihatkan bagaimana Moskow, dengan senjata dan amunisi yang terbatas. Mereka hanya mengandalkan persediaan peluru artileri yang sudah tua dan tak dapat di andalkan. Lalu baru-baru ini, saat berbicara di upacara peringatan pensiunnya sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Jenderal Mark Milley berkata kalau ia mencurigai pengiriman seperti itu bisa memainkan peran yang menentukan konflik kedepannya. Tetapi, hal ini terjadi ketika Amerika Serikat terpaksa menunda rencana mereka untuk mengirim bantuan tambahan militer sebesar $6 miliar ke Kyiv. Karena adanya perselisihan anggaran yang sedang terjadi di Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden Biden berkata jika awal pekan ini perjanjian sementara antara Partai Demokrat dan juga Partai Republik di DPR mungkin akan memaksanya untuk bisa mencari cara lain dalam mendanai perang Ukraina dan Rusia yang telah menggunakan Rudal Balistik.