Rossoneri
Rossoneri Perkasa Di San Siro, Milan Libas Lecce 3 Gol Telak

Rossoneri Perkasa Di San Siro, Milan Libas Lecce 3 Gol Telak

Rossoneri Perkasa Di San Siro, Milan Libas Lecce 3 Gol Telak

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Rossoneri
Rossoneri Perkasa Di San Siro, Milan Libas Lecce 3 Gol Telak

Rossoneri Mampu Mengalahkan Lecce 3-0 Di Hadapan Pendukung Setia Pada Laga Coppa Italia Yang Digelar Di San Siro, Rabu (24/9/2025). Kemenangan ini bukan hanya mengamankan langkah Rossoneri ke babak selanjutnya, tetapi juga menegaskan konsistensi skuad asuhan pelatih mereka yang tampil dominan sejak menit awal. Pertandingan sejatinya berjalan berat sebelah setelah Lecce harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-18. Wasit, melalui intervensi VAR, memberikan kartu merah kepada Jamil Siebert yang melakukan pelanggaran keras. Kejadian ini mengubah arah permainan, di mana Milan semakin leluasa menguasai jalannya laga dan mendikte ritme pertandingan.

Keunggulan Milan di buka pada menit ke-20 lewat sontekan Santiago Gimenez. Striker asal Meksiko itu kembali membuktikan naluri tajamnya di kotak penalti, sekaligus memberi ketenangan bagi rekan-rekannya. Selepas gol tersebut, Rossoneri terus melancarkan tekanan bertubi-tubi ke pertahanan Lecce yang terlihat rapuh. Memasuki babak kedua, giliran Christopher Nkunku yang mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-51. Pemain asal Prancis itu memanfaatkan celah di lini belakang lawan dan menuntaskan serangan dengan dingin. Gol ini semakin memantapkan dominasi Milan yang tampil penuh percaya diri Rossoneri.

Tak berhenti di situ, Christian Pulisic turut menambah penderitaan Lecce lewat golnya di menit ke-64. Pemain asal Amerika Serikat itu memanfaatkan ruang yang tercipta akibat permainan terbuka Lecce. Dengan kecepatan dan akurasi penyelesaiannya, Pulisic memastikan pesta gol Milan di hadapan publik San Siro. Hasil 3-0 ini menjadi cerminan betapa solidnya skuad Milan dalam menghadapi tekanan kompetisi. Kombinasi lini depan yang tajam, gelandang yang kreatif, serta pertahanan yang disiplin membuat Rossoneri tampil superior Rossoneri.

Para Fans Juga Menyoroti Kontribusi Pemain Baru

Kemenangan AC Milan atas Lecce dengan skor meyakinkan 3-0 di ajang Coppa Italia sontak menuai banyak tanggapan positif dari para tifosi Rossoneri. Bermain di San Siro, Milan tampil dominan sejak awal hingga akhir pertandingan, dan hal ini memberikan rasa puas sekaligus kebanggaan tersendiri bagi fans yang selama ini selalu mendukung tim dengan penuh loyalitas. Banyak pendukung yang mengungkapkan kegembiraannya melalui media sosial. Mereka memuji performa kolektif tim yang di anggap semakin solid dari pekan ke pekan. Gol yang di cetak Santiago Gimenez, Christopher Nkunku, dan Christian Pulisic di sebut sebagai bukti bahwa Milan kini memiliki lini depan yang lebih variatif dan berbahaya.

Inilah Milan yang kami rindukan, tajam, penuh energi, dan tidak memberi ampun pada lawan,” tulis salah satu penggemar di platform X (dulu Twitter). Selain itu, Para Fans Juga Menyoroti Kontribusi Pemain Baru. Santiago Gimenez, yang langsung nyetel dengan pola permainan, mendapat pujian khusus karena mampu mencetak gol penting yang membuka keunggulan. Begitu pula Nkunku yang di nilai menambah kreativitas serangan. Bagi para tifosi, kehadiran mereka memberi harapan besar untuk musim ini. Christian Pulisic pun tidak luput dari apresiasi, terutama karena konsistensinya dalam memberikan dampak nyata sejak bergabung dengan Milan.

Tidak hanya soal individu, para pendukung juga bangga dengan kerja sama tim yang terlihat lebih matang. Banyak yang menilai bahwa Milan kini memiliki keseimbangan antara lini depan, tengah, dan belakang. Hal ini membuat optimisme suporter semakin tinggi bahwa Rossoneri mampu bersaing di berbagai kompetisi, termasuk Serie A dan Coppa Italia. Di sisi lain, fans juga mengapresiasi atmosfer di San Siro yang kembali bergemuruh.

Rossoneri Tampil Begitu Dominan Saat Mengalahkan Lecce 3-0

Rossoneri Tampil Begitu Dominan Saat Mengalahkan Lecce 3-0 di Coppa Italia pada 24 September 2025. Kemenangan ini bukan hanya soal kualitas individu para pemain, tetapi juga berkat strategi matang yang di terapkan oleh sang pelatih. Sejak menit awal, Rossoneri menunjukkan permainan yang terorganisir, disiplin, dan mematikan ketika mendapatkan celah. Strategi Milan terlihat jelas dengan pendekatan menyerang berbasis penguasaan bola. Mereka menekan sejak awal dengan intensitas tinggi, memaksa Lecce untuk bertahan dalam blok rendah. Setelah Lecce kehilangan Jamil Siebert karena kartu merah di menit ke-18, Milan semakin leluasa mendikte permainan. Pergeseran formasi menjadi lebih ofensif juga terlihat, dengan gelandang yang lebih berani naik mendukung serangan.

Lini tengah menjadi kunci dominasi Milan. Para gelandang tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antar lini, tetapi juga aktif dalam merebut bola cepat dan melakukan transisi ke depan. Dengan kontrol permainan dari sektor ini, Rossoneri mampu menjaga ritme sekaligus membuka ruang di lini belakang Lecce yang makin kewalahan setelah kehilangan satu pemain. Di lini depan, kombinasi Santiago Gimenez, Christopher Nkunku, dan Christian Pulisic menjadi senjata utama. Milan menggunakan variasi serangan: umpan-umpan cepat di area tengah, pergerakan diagonal, hingga eksploitasi sayap.

Gol pertama Gimenez lahir dari skema serangan cepat yang berhasil memanfaatkan celah di pertahanan Lecce. Sementara itu, Nkunku memaksimalkan ruang antar lini dengan kecerdikan posisinya, dan Pulisic menunjukkan kecepatannya dalam menembus sisi sayap lawan. Dari sisi pertahanan, meskipun Lecce tidak banyak menyerang, Milan tetap menjaga struktur bertahan yang solid. Bek tengah bermain disiplin untuk mengantisipasi serangan balik, sementara bek sayap lebih banyak naik membantu serangan tanpa kehilangan keseimbangan di lini belakang.

Kekalahan Lecce Dari AC Milan Di San Siro Menjadi Pukulan Cukup Berat Bagi Tim Asuhan Roberto D’Aversa

Kekalahan Lecce Dari AC Milan Di San Siro Menjadi Pukulan Cukup Berat Bagi Tim Asuhan Roberto D’Aversa. Meski tampil penuh semangat sejak awal, situasi berubah drastis setelah kartu merah yang diterima Jamil Siebert di menit ke-18. Keputusan wasit yang di dukung oleh VAR itu memaksa Lecce bermain dengan 10 orang hampir sepanjang laga, sesuatu yang sangat memengaruhi jalannya pertandingan.

Pelatih Lecce dalam konferensi pers usai laga menyebut bahwa kekalahan ini sulit di hindari karena Milan memang tampil lebih superior, baik secara kualitas individu maupun kolektivitas tim. Ia mengakui bahwa setelah kartu merah, strategi yang sudah di persiapkan menjadi tidak berjalan optimal. “Kami harus mengubah rencana permainan sejak awal. Menghadapi tim seperti Milan dengan jumlah pemain yang kurang adalah tantangan besar,” ujarnya.

Meski demikian, pihak Lecce tetap menyoroti beberapa aspek positif. Mereka menilai para pemain sudah berusaha keras menjaga konsentrasi dan bertahan sebaik mungkin, meski pada akhirnya harus kebobolan tiga gol. Pelatih pun menegaskan bahwa tim akan belajar dari pengalaman ini untuk lebih disiplin, terutama dalam menjaga emosi dan konsentrasi ketika menghadapi situasi genting.

Beberapa pemain Lecce juga memberikan tanggapan melalui wawancara singkat. Kapten tim menegaskan bahwa mereka tidak boleh larut dalam kekecewaan. Ia mengapresiasi kerja keras rekan setim yang tetap berjuang meski dalam kondisi sulit. Menurutnya, kekalahan ini harus di jadikan pelajaran untuk tampil lebih kuat di laga-laga berikutnya, khususnya di kompetisi Serie A yang menjadi prioritas utama Lecce musim ini. Pihak manajemen klub pun ikut angkat bicara. Mereka menekankan bahwa kekalahan dari Milan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses membangun tim yang lebih solid Rossoneri.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait