Dermatitis Atopik Bagaimana Indikasi Gejala Yang Di Timbulkan
Dermatitis Atopik Atau Yang Bisa Kita Kenal Dengan Sebutan Eksim Tergolong Alergi Yang Banyak Di Derita Oleh Sebagian Orang. Menghindari Dermatitis Atopik atau mengurangi risiko flare-up eksim melibatkan serangkaian tindakan pencegahan yang dapat membantu menjaga kulit tetap sehat. Gunakan pelembab atau krim pelembab setiap hari untuk menjaga kulit tetap lembab. Selanjutnya gunakan sabun ringan dan bebas pewangi saat mandi atau berendam. Gunakan air hangat daripada air panas saat mandi atau berendam, karena air panas dapat mengeringkan kulit. Jika memiliki alergi tertentu, usahakan untuk menghindari paparan terhadap alergen tersebut. Misalnya, hindari serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu yang dapat memicu reaksi alergi. Pilih pakaian yang terbuat dari bahan yang lembut dan bernapas, seperti katun.
Hindari kontak dengan zat kimia atau bahan pembersih yang keras. Jika berada di bawah sinar matahari, gunakan pelembab matahari atau tabir surya untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV. Sinar matahari dapat memperburuk gejala eksim. Kelola stres dengan metode relaksasi seperti meditasi, yoga, atau kegiatan lain yang dapat membantu meredakan stres. Kesehatan mental yang baik dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Beberapa orang melaporkan bahwa perubahan pola makan mereka dapat memengaruhi gejala Dermatitis Atopik. Rokok dan asap rokok dapat memperburuk gejala eksim. Pantau perubahan pada kulit dan perhatikan faktor-faktor apa yang dapat memicu flare-up eksim. Ini dapat membantu mengidentifikasi pemicu eksim dan mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya.
Penyebab Dan Faktor Risiko Penyakit Dermatitis Atopik
Eksim, atau dermatitis atopik, adalah kondisi kulit yang umum di tandai oleh kulit kering, gatal, dan meradang. Meskipun penyebab pasti eksim tidak sepenuhnya di pahami, beberapa faktor dapat memainkan peran dalam perkembangannya. Berikut adalah beberapa Penyebab Dan Faktor Risiko Penyakit Dermatitis Atopik. Faktor genetika atau keturunan memainkan peran penting dalam risiko seseorang mengembangkan eksim. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat eksim, risiko anaknya untuk mengalami eksim bisa lebih tinggi. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh dapat memainkan peran dalam pengembangan eksim. Pada eksim, respons sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing dapat menyebabkan peradangan di kulit. Paparan lingkungan tertentu, seperti debu rumah, tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan polusi udara, dapat menjadi pemicu eksim atau memperburuk kondisi. Kulit yang kering dan kehilangan kelembaban lebih rentan terhadap iritasi dan peradangan. Kondisi kulit kering dapat memicu atau memperburuk eksim.
Infeksi bakteri, jamur, atau virus pada kulit dapat memicu atau memperburuk eksim. Contohnya, infeksi Staphylococcus aureus sering terkait dengan eksim. Stres emosional atau kecemasan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko eksim atau memperburuk gejalanya. Paparan terhadap zat-zat iritan seperti deterjen, sabun, produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia kuat, atau bahan pembersih dapat menyebabkan reaksi kulit pada orang yang rentan terhadap eksim. Alergi seperti serbuk sari, bulu hewan, atau makanan tertentu dapat memicu reaksi alergi dan memperburuk eksim. Eksim umumnya lebih umum terjadi pada anak-anak, meskipun kondisi ini juga dapat terus berlanjut atau muncul pada usia dewasa. Perubahan cuaca ekstrem, seperti cuaca dingin dan kering atau panas dan lembap, dapat mempengaruhi kulit dan memicu eksim. Orang dengan riwayat alergi, asma, atau kondisi alergi lainnya lebih mungkin mengalami eksim.
Karakteristik Penyakit Eksim
Penyakit eksim, atau dermatitis atopik, memiliki beberapa karakteristik umum yang dapat membantu mengidentifikasinya. Berikut adalah beberapa Karakteristik Penyakit Eksim.
Gatal adalah gejala utama eksim. Kulit yang terkena eksim biasanya sangat gatal, dan gatal tersebut dapat menjadi intens dan mengganggu kualitas hidup.
Kulit pada area yang terkena eksim cenderung kering, kasar, dan seringkali pecah pecah. Kelembaban alami kulit dapat berkurang, menyebabkan ketidaknyamanan.
Eksim seringkali di sertai dengan ruam kulit yang meradang. Ruam tersebut dapat muncul dalam bentuk bintik-bintik merah, lepuh, atau bercak yang terkadang terlihat bersisik.
Area yang terkena eksim dapat menjadi meradang dan membesar. Kulit dapat terasa hangat dan terlihat merah.
Pada beberapa kasus, kulit yang terkena eksim dapat mengalami pengelupasan dan membentuk lapisan kulit berkerak atau bersisik.
Akibat gatal yang kuat, penderita eksim dapat merusak kulit dengan menggaruk. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya lesi terbuka atau luka yang dapat berisiko terhadap infeksi.
Pada beberapa kasus, daerah kulit yang terkena eksim dapat memiliki pigmentasi yang berbeda, lebih gelap atau lebih muda dari kulit sekitarnya.
Eksim umumnya muncul pada area tubuh tertentu, seperti lipatan siku, belakang lutut, leher, wajah, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki. Namun, lokasi bisa bervariasi antar individu.
Eksim sering kali mulai muncul pada masa bayi atau masa anak-anak. Sehingga gejalanya dapat berlanjut atau membaik seiring bertambahnya usia.
Eksim memiliki kecenderungan untuk mengalami kambuh dan remisi. Sehingga gejala dapat membaik dalam periode tertentu, namun dapat kambuh kembali akibat pemicu tertentu.
Kulit yang terkena eksim maka lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur karena kerusakan pada penghalang kulit alami.
Pengobatan penyakit eksim (Dermatitis Atopik)
Pengobatan penyakit eksim (Dermatitis Atopik) dapat melibatkan pendekatan yang berbeda tergantung pada tingkat keparahan dan karakteristik individu. Lengkapnya pengobatan eksim bertujuan untuk meredakan gejala, mengurangi peradangan, hingga mencegah kambuh. Krim dan salep yang mengandung kortikosteroid dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan gatal pada kulit. Kortikosteroid topikal harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk menghindari efek samping. Penggunaan pelembab atau emolien dapat membantu menjaga kelembaban kulit dan mengurangi gejala eksim. Produk yang lebih tebal atau berbasis minyak biasanya lebih efektif untuk kulit yang kering. Dalam kasus eksim yang parah atau meradang, maka dokter dapat meresepkan kortikosteroid oral untuk membantu mengontrol peradangan secara lebih luas di seluruh tubuh. Penggunaan kortikosteroid oral biasanya bersifat sementara dan diawasi dengan ketat oleh dokter.
Imunomodulator topikal seperti tacrolimus atau pimecrolimus dapat digunakan untuk mengendalikan peradangan dan gatal tanpa menggunakan kortikosteroid. Mereka sering direkomendasikan untuk daerah kulit sensitif atau wajah. Antihistamin dapat membantu mengurangi gatal dan memperbaiki kualitas tidur. Antihistamin generasi kedua seperti cetirizine atau loratadine lebih sering direkomendasikan.Terapi cahaya ultraviolet (UVB atau PUVA) dapat membantu mengendalikan peradangan pada kulit. Terapi ini biasanya dilakukan di bawah pengawasan dokter atau dermatologis. Jika terjadi infeksi bakteri atau virus pada kulit yang dapat memperburuk eksim, dokter dapat meresepkan antibiotik atau antivirus sesuai kebutuhan. Obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri pada eksim. Pada beberapa kasus, terapi alergi dapat direkomendasikan untuk mengidentifikasi dan menghindari alergen yang mungkin memicu eksim. Mengelola stres, menjaga kulit tetap lembab, menghindari pemicu eksim, dan menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi resiko kambuhnya Dermatitis Atopik.